Minggu, 29 November 2015

Berdamai Dengan Yang Tak Terelakkan

Mengapa menangisi perginya cahaya
Biarkan Sang Surya tak terlihat untuk sementara
Mengapa takut datangnya malam
Kita tidur saat lampunya padam

Saat hujan pasti kan basah
Hanya cegah apa yang tercegah
Saat terik nikmati panasnya
Jangan teriak apalah gunanya

Kadang curahan hati seperti aliran sungai
Lepaskan airnya jangan membanjiri

Air mendidih pasti ada uap
Matikan apinya airnya tak meluap

Biarlah sakit jika memang harus sakit
Tetaplah sehat jadilah kuat
Nikmati pemandangan di atas bukit
Jika tak indah apa boleh buat

Lepaskan kemelekatan serahkan jiwa
Tunggangi kuda bukan kamu kudanya
Saat bayi lahir ke dunia
Kau kan kira tangisan darinya

Di mana gula di sana semut
Lalu mengapa kau membenci dan bersungut
Bersihkan dan rapikan
Tikus dan kecoa suka makanan

Salahkah langit saat kita jatuh?
Kematian adalah kepastian
Luka adalah biasa saat terjatuh
Para bayi tak takut jatuh untuk berjalan

Biarkan sakit dan rasakan kecewa
Ini tidak untuk selamanya
Seperti jatuhnya daun angin yang membawa
Dia pasti jatuh saat usianya tiba

Manis terasa manis
Salahkah gulanya?
Buruk terlihat buruk
Salahkah cerminnya?

Kau dekati anjing dan kucing
Kau salahkan yang mengonggong
Kau tanam biji dan kerikil
Kau salahkan yang tidak tumbuh

Berniaga dan berderma
Ada yang kaya ada yang bahagia
Jika tidak bisa keduanya
Nikmati satu dari mereka

Surga dan neraka
Ada di dalam dada